Watchara Nadee atau yang akrab disapa Kru Lek. |
Menjadi seorang guru adalah tentang dedikasi untuk negeri dan berharap agar siswa didiknya yang memperoleh ilmu dari sang guru tersebut bisa menggunakannya sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi serta bisa dimanfaatkan dengan baik. Meski banyak guru yang mendapat apresiasi berkat jasa dan juga gaji yang cukup tinggi karena pekerjaannya tersebut. Namun masih ada guru yang menuai berbagai pujian dan juga iba dari para netizen.
Watchara Nadee atau yang biasa akrab disapa Kru Lek berasal dari Thailand ini harus menjalani hidup hari demi hari dengan tumor dipundaknya seberat 10 kg. Namun dengan kondisinya yang sangat memprihatin, tak menghalanginya untuk tetap terus mengajar dan beraktivitas keseharian.
Kru Lek sebenarnya sudah mengetahui keberadaan tumor ganas di pundaknya itu dua tahun yang lalu, namun ia tak terlalu memikirkan, dimana tumornya itu tidak nampak serius. Namun saat ketika tumornya sudah mulai parah dan membengkak semakin besar, barulah pada awal tahun di tahun lalu ia pergi cek ke rumah sakit
Hebatnya lagi di tengah penderitaan yang dialaminya itu, Watchara Nadee tetap dengan semangat berangkat pergi mengajar seperti hari-hari biasa di Sekolah Teknik Nakhorn Sawan, Thailand.
Watchara Nadee. |
Baca Juga : Unik! Wanita Berhijab Makan Sabun Batangan
"Saya kira untuk menyembuhkan sakitnya itu membutuhkan biaya tiga sampai empat kali lipat dari asuransi yang didapatnya. Saat asuransi sudah mencapai batasnya, tentu dia hanya akan mendapatkan pengobatan umum seperti yang didapat warga paling miskin," terang Monk Bhin, temen Kru Lek.
Kru Lek sendiri tidak mau merepotkan orang lain terutama tak mau membuat ibunya yang kini berusia 74 tahun khawatir dan mengetahui terkait penyakitnya ini. Apalagi ibunya kini menderita lumpuh dan Kru Lek lah selama ini dan satu-satunya orang yang merawat sang ibunda tercinta. Maka dari itu, Kru Lek selama ini menutupi tumor di pundaknya dengan menggunakan syal agar tidak terlihat oleh ibunya.
Kata Kru Lek salah satu dari kekuatannya untuk menghadapi penyakit ini dan menjalani hidup ini ialah para muridnya. "Saya tak ingin merepotkan mereka semua. Para murid telah memberikan saya kekuatan untuk terus mengajar dan melanjutkan hidup seperti ini," ungkap Kru Lek dengan berlinang air mata.
Posting Komentar